Saturday, February 1, 2025

REVIEW FILM PERAYAAN MATI RASA: LEBIH DARI SEKADAR DRAMA ANAK BAND!

Film Perayaan Mati Rasa awalnya terkesan seperti kisah anak muda yang berontak dan ngejar mimpi di dunia musik. Tapi ternyata, film ini punya lebih banyak lapisan emosi—ada tawa, ada amarah, dan tentu saja, ada duka yang bikin kita ikut merasakan setiap konfliknya.

Dari drama keluarga, konflik band, hingga momen kehilangan, film ini berhasil mengemas semuanya dalam cerita yang dinamis dan menyentuh. Lantas, apakah film ini worth it buat ditonton? Simak review lengkapnya di bawah ini!

Sinopsis Singkat

Film ini bercerita tentang Ian Antono (Iqbaal Ramadhan), seorang remaja yang sedang berusaha mengejar karier musiknya bersama band Midnight Serenade. Namun, di balik kecintaannya terhadap musik, Ian harus menghadapi tekanan dari ayahnya yang menuntutnya menjadi anak sulung yang lebih bertanggung jawab.

Konflik semakin pelik ketika sang ayah tiba-tiba menghilang, sementara ibu mereka harus menjalani perawatan akibat serangan jantung mendadak. Tak ingin membuat ibunya semakin shock, Ian dan adiknya, Uta (Umay Shahab), berusaha menyembunyikan fakta bahwa ayah mereka sudah tidak ada.

Dari sinilah berbagai konflik mulai bermunculan—hubungan Ian dan Uta yang penuh tekanan, masalah dengan major label yang ingin mengubah identitas band mereka, hingga perjuangan Ian dalam menghadapi realitas hidup yang keras.

Konflik dan Keunikan Film

Yang membuat Perayaan Mati Rasa menarik adalah bagaimana film ini membagi konflik dengan porsi yang cukup seimbang. Tidak hanya fokus pada satu aspek, film ini berani mengeksplorasi berbagai lapisan emosi dalam cerita.

Beberapa hal yang menonjol dari film ini:

  • Konflik Keluarga yang Relatable: Hubungan antara Ian dan Uta terasa sangat realistis, terutama dalam hal perbandingan antara kakak dan adik yang sering terjadi di dunia nyata.
  • Dinamika Anak Band: Film ini juga menyajikan sisi dunia musik yang menarik, dari serunya nge-band bareng teman-teman hingga konflik dengan industri yang ingin mengatur segalanya.
  • Eksperimen Audio yang Unik: Ada teknik vacuum audio dalam beberapa adegan yang membuat kita bisa merasakan suara-suara di kepala Ian. Ini menambah kesan psikologis yang kuat dalam cerita.
  • Metafora Kedalaman Laut: Film ini juga menggunakan konsep "kedalaman laut" sebagai metafora untuk menunjukkan perjalanan emosional karakternya, meskipun aspek ini terasa kurang dieksplor lebih jauh.

Akting dan Chemistry Para Pemain

Dari segi akting, chemistry antar pemain terasa sangat natural, terutama antara Iqbaal Ramadhan dan Umay Shahab yang berperan sebagai kakak-adik. Interaksi mereka terasa nyata dan emosional, membuat hubungan mereka menjadi salah satu aspek terbaik dalam film ini.

Selain itu, anggota band Midnight Serenade juga memberikan warna tersendiri. Randy Danistha (Nidji) sering mencuri perhatian dengan celetukannya yang menghibur, sementara Prisicilla Jamail sayangnya kurang mendapat porsi peran yang cukup signifikan.

Kesimpulan: Worth It atau Tidak?

Dengan cerita yang kuat, konflik yang relatable, serta penyajian yang kreatif, Perayaan Mati Rasa berhasil menjadi film yang lebih dari sekadar drama anak band biasa. Film ini menawarkan pengalaman emosional yang cukup dalam, dengan sentuhan komedi yang segar.

Rating: 7.5/10 ⭐⭐⭐⭐⭐⭐⭐½

Kalau kamu suka film dengan drama keluarga yang menyentuh dan cerita yang nggak klise, Perayaan Mati Rasa layak banget buat ditonton!

Subscribe to this Blog via Email :