Friday, December 6, 2019

ULASAN: JUMANJI 'THE NEXT LEVEL'



Film Jumanji (1995) yang dahulu sempat digemari di era 90-an karena tema petualangannya yang seru dan heboh dan dilanjutkan film keduanya Zathura: A Space Adventure (2005) sempat redup namun berkat performa film sekuelnya di tahun 2017 lalu Jumanji: Welcome to The Jungle nampaknya membuat franchise movie ini berjaya kembali. Keputusan menghidupkan kembali franchise ini rupanya memang tepat didukung cerita yang fresh dan para aktor yang mumpuni. Film Jumanji: Welcome to The Jungle menduduki peringkat box office di peringkat 5 film terlaris sepanjang 2017 dengan penghasilan total 962.1 juta USD. Dua tahun berselang kali ini kita disuguhkan dengan film lanjutannya dengan judul Jumanji: The Next Level. Film ini kembali disutradarai oleh Jake Kasdan yang juga bertindak sebagai penulis dibantu Jeff Pinkner, dan Scott Rosenberg. Para aktor dari film Jumanji 2017 juga kembali hadir, yaitu Dwayne Johnson, Kevin Hart, Jack Black, Karen Gillan, Nick Jonas, Alex Wolff, Morgan Turner, Ser'Darius Blain, dan Madison Iseman serta pendatang baru Awkwafina, Danny Glover, dan Danny DeVito. Film ini dirilis oleh Sony Pictures lewat label Columbia Pictures di US pada 13 Desember 2019 dan sudah dirilis di bioskop Indonesia pada 4 Desember 2019.



Diceritakan bahwa keempat karakter dari Brantford High School seusai film pertamanya kini sedang memasuki masa perkuliahan. Spencer (Alex Wolff) berkuliah di New York dan sedang memiliki hubungan tarik-ulur dengan Martha (Morgan Turner). Martha sendiri sedang menemukan kepercayaan dirinya dan sibuk berkuliah, Bethany aktif terlibat dalam kegiatan humanisme dan berkeliling dunia membantu orang-orang, dan Anthony "Fridge" Johnson (Ser'Darius Blain) sibuk dalam pertandingan-pertandingan American Football di kampus. Suatu waktu mereka bersepakat untuk melakukan reuni kecil di kota Brantford, New Hampshire sembari berlibur. Spencer tinggal di rumah nya dan mendapati kakeknya Eddie (Danny DeVito) juga tinggal di sana sambal menjalani pemulihan dari operasi pinggul. Walau permainan video game Jumanji sudah dihancurkan oleh di film pertamanya tetapi Spencer rupanya masih menyimpan permainan video game tersebut dengan tidak diketahui teman-temannya yang lain di ruang bawah tanah rumah kakeknya. Ketika Martha, Fridge, dan Bethany mendatangi rumah Spencer karena tidak ada kabar dari Spencer, mereka turun ke ruang bawah tanah dan dengan terkejut menemukan bahwa Game Jumanji sedang menyala dan Spencer tidak ada. Mereka menduga Spencer kembali masuk ke dalam Game dan memutuskan untuk ikut masuk guna menolong Spencer. Eddie dan sahabatnya Milo (Danny Glover) yang sedang berkunjung mencoba mngecek karena mendengar suara dentuman aneh di ruang bawah tanah dan sebelum mereka semua sempat memilih avatar, mereka semua ikut masuk ke dalam game. Namun karena game tersebut rusak menyebabkan banyak hal yang tidak terduga, kali ini Bethany tertinggal sedangkan Eddie dan Milo ikut terhisap masuk bersama Fridge, dan Martha. Kehebohan berikutnya adalah avatar mereka yang tidak sama seperti sebelumnya, Eddie menjadi Dr. Smolder Bravestone (Dwayne Johnson), Fridge menjadi Professor Sheldon "Shelly" Oberon (Jack Black), Milo menjadi Franklin "Mouse" Finbar (Kevin Hart), dan Martha tetap menjadi Ruby Roundhouse (Karen Gillan). Dengan keadaan yang serba kacau dan membingungkan ini mereka semua harus bekerjasama untuk menemukan Spencer dan menghadapi bahaya yang jauh berbeda dibandingkan sebelumnya agar dapat menang dan keluar dari Game Jumanji.



Film ini berhasil menepis asumsi saya bahwa sekuel terhadap film tahun 2017 akan biasa saja dan tidak menarik seperti film sebelumnya karena ternyata masih ada hal baru yang dapat digali dan memberikan cerita yang fresh berkat naskah ceritanya yang cerdas dan kreatif. Jake dan tim penulis cerita berhasil memberikan unique spin terhadap cerita Jumanji dengan tetap berfokus pada cerita petualangannya dan bukan pada aksi dan efek visual semata. Alih-alih berfokus pada karakter yang sama dan mengulang petualangan seperti di film pertama kali ini penonton dihadapkan dengan pertukaran masing-masing karakter utama di antara keempat avatar dalam game dan setting lokasi yang benar-benar baru yang tidak ada dalam film sebelumnya. Para karakter kali ini harus berpetualang di gurun pasir, gunung es, dan Winter Fortress (sebuah banteng besar untuk aksi final mereka dalam film). Memikul beban berat dari film tahun 2017 membuat Jake benar-benar meningkatkan scope dan skala film ini ke tingkatan selanjutnya sehingga membuat penonton tetap penasaran dengan cerita film kali ini. Durasi sepanjang 123 menit tidak terasa membosankan, narasi ceritanya memberikan porsi yang seimbang untuk drama, aksi, dan komedi dalam film. Kali ini penonton dibawa ke dalam konflik yang berbeda dan lebih berwarna, yaitu konflik antara Eddie dan Milo serta kerenggangan hubungan Martha dan Spencer. Penonton dibawa ikut menyusuri cerita para karakter menyelesaikan misi utama mereka dengan tidak melupakan penyelesaian konflik personal yang merupakan subplot yang membuat cerita film menjadi lebih dinamis dan sama sekali tidak mengganggu plot utama. Kekurangannya mungkin ada pada hubungan Eddie dan Milo di masa lalu yang tidak terlalu banyak dieksplorasi dan detil hubungan Martha dan Spencer yang menyebabkan hubungan mereka renggang. Jangan lewatkan adegan sesudah after credit yang pastinya akan semakin memancing rasa penasaran kita terhadap arah film ini selanjtunya.



Dalam film keduanya ini, kembali bermainnya semua cast yang merupakan nama-nama besar merupakan kelebihan tersendiri karena chemistry dan kekompakan yang telah terjalin memudahkan mereka untuk melanjutkan peran mereka seperti film sebelumnya. Kehandalan Dwayne Johnson menirukan persona Danny DeVito dan Kevin Hart menirukan persona Danny Glover menimbulkan kelucuan tersendiri karena benar-benar menunjukkan kehandalan akting mereka begitu pula Jack Black yang berperan sebagai Fridge yang kali ini juga dibawakan dengan kelucuan yang tetap mengena soal keterbatasan fisik. Karen Gillan kali ini meski tetap berperan sebagai avatar dari Martha namun mampu menampilkan sosok yang dapat memimpin menggantikan posisi Spencer di film sebelumnya. Awkwafina yang merupakan karakter baru tampil sebagai kejutan dalam film dan membawakan setiap adegan dengan kocak. Semua aktor ini mampu mengimbangi satu sama lain dan mereka semua diberi tempat untuk memiliki momen mereka masing-masing. Sementara itu dari segi karakter antagonis, Rory McCann (The Hound – Game of Thrones) tampil solid sebagai tokoh antagonis baru Jurgen The Brutal yang cenderung barbar. Semua adegan aksi dalam film ini pun juga ditingkatkan mulai dari skala bahaya hingga tantangannya. Adegan aksi dalam film kedua ini terlihat lebih variatif dan visual CGI-nya pun digarap dengan rapi. Walau adegan aksi yang ada cenderung ekstrim namun Wade Eastwood (Mission Impossible: Fallout & Rogue Nation, MIB) sebagai Director/ Stunt Coordinator mampu menghadirkan adegan-adegan tersebut tetap seru dan ramah ditonton keluarga. Mark Breakspear sebagai VFX Supervisor dan J.D. Schwalm sebagai SFX Supervisors mampu mendeliver efek-efek CGI mulai dari hewan-hewan dalam game Jumanji hingga pada lanskap lingkungan dengan sangat meyakinkan.



Jake Kasdan nampaknya merupakan sutradara yang tepat untuk franchise Jumanji karena ia mampu memberikan film follow-up yang dapat dinikmati seluruh keluarga dengan tidak mengabaikan nilai-nilai dan pesan yang ingin ia sampaikan. Penonton khususnya generasi muda dapat memetik pesan dan pelajaran berharga dari film Jumanji kedua ini. Berbekal pengalaman dalam film sebelumnya, ia tahu betul bagaimana membawa film Jumanji ke level selanjutnya seperti yang tercermin dalam judul film ini. Isu mengenai persahabatan dan rekonsiliasi hubungan ditampilkan Jake lewat cerita Eddie-Milo dan Martha-Spencer sepanjang film, yang mengajarkan penonton tentang pentingnya keterbukaan dan kebesaran hati untuk memaafkan. Isu soal kepercayaan diri dan belajar menerima keberadaan diri juga dieksplorasi kembali seperti dalam film tahun 2017 yang dapat kita lihat ketika karakter mereka kembali dalam game Jumanji namun dalam kondisi yang berbeda. Penonton juga diingatkan untuk belajar bagaimana menghadapi perubahan-perubahan dalam hidup dan tidak berhenti untuk mengembangkan diri dalam proses menjadi versi diri yang terbaik. Sebagai film di penghujung tahun 2019 ini Jumanji: The Next Level merupakan salah satu film yang tidak boleh anda lewatkan.


Overall: 8/10

(By Camy Surjadi)




Subscribe to this Blog via Email :