Saat awal-awal poster, trailer sinopsis film ini muncul, sudah banyak dari kita yang membanding-bandingkan filmnya dengan film action mata-mata Angelina Jolie. Jika kamu mengaharapkan Red Sparrow akan seperti Salt, maka kamu harus siap-siap kecewa. Karena Red Sparrow berbanding jauh dengan Salt. Red Sparrow menonjolkan sisi lain dalam pembentukan seorang mata-mata. Tentunya hal ini tidak sekadar dibuat-buat jika penulisnya sendiri mantan mata-mata. Jason Matthews sang penulis novel mengatakan jika Red Sparrow ditulis dari buah pengalamannya sebagai mata-mata selama 30 tahun.
Sayangnya premis dan plot cerita yang menarik itu tidak dibarengi dengan cast yang tepat. Entah ada apa dengan hollywood yang selalu jatuh di lubang yang sama. Memaksakan sebuah karakter yang memerlukan keotentikan dari aksen ataupun tekstur wajah diperankan oleh aktor yang tidak bisa memenuhi semua unsur itu (ingat kasus live action Ghost In The Shell dan Death Note versi hollywood ?). Entah karena memang kesulitan menemukan aktris hollywood keturunan Eropa timur yang bisa memerankan karakter tersebut atau demi kepentingan komersil saya juga tidak tahu.
Diluar misscast, Red Sparrow mempunyai cerita yang kuat dan menarik. Suspense dan intense hal yang akan sering dirasakan sepanjang film ditengah-tengah inkonsistensinya karakter utama Dominika yang diperankan Jennifer Lawrence (aksen Rusia yang hilang muncul). Karakter sang paman Ivan Dimitrevich Egorov yang diperankan Matthias Schoenaerts yang palingmencuri perhatian dan stabil sepanjang film.
Red Sparrow bukanlah film yang tepat jika mengharapkan film-film agen/mata-mata action sejenis Mission Impossible, James Bond, Salt dan sejenisnya. Seperti halnya 'Tinker, Taylor, Soldier, Spy' yang mempunyai alur lambat tetapi kita sangat menikmatinya dengan ending yang tidak terduga. Hanya saja Red Sparrow bukanlah yang terbaik pada genrenya.