Sunday, June 17, 2018

ULASAN: THE INCREDIBLES 2




Benarkah pepatah mengatakan “Di balik kesuksesan pria ada wanita hebat di belakangnya.” Pepatah tersebut sangatlah relevan dengan kesuksesan film The Incredibles 14 tahun yang lalu. Sebuah film animasi “family superheroes” pertama dari Disney-Pixar. Tapi apakah hal ini akan relevan untuk film sekuelnya? Jawabannya bisa jadi iya, bisa jadi tidak, tergantung bagaimana perspektif kita sebagai penonton.



Dalam The Incredibles 2 mampu menghadirkan cerita yang fresh dan membawa isu yang kekinian. Ibu Millenial dengan sedikit bumbu feminisme dan tentunya kekeluargaan. Padahal dalam cerita film ini melanjutkan film pertama tepat saat mereka melawan The Underminer. Sangat kontras daripada film pertama, seakan roda benar-benar berputar. Ibu menggantikan peran ayah, ayah menggantikan peran ibu.



Saat keluarga Parr bersama Frozone menghadang The Underminer dari perampokan bank, The Incredibles harus mengakui bahwa mereka tidak memperhitungan konsekuensi dari perlawanan tersebut. Kota hancur akibat aksi menyelamatkan kota dari The Underminer, sehingga pemerintah terpaksa meng-ilegalkan para pahlawan untuk beraksi. Apabila ada yang terlihat menggunakan kekuatan super mereka, akan kena sanksi.



Padahal keluarga Parr masih harus bergelut dengan kondisi keuangan mereka akibat Bob Parr (Craig T. Nelson) yang harus mengundurkan diri dari pekerjaannya. Hal ini ternyata memiliki imbas yang kurang baik untuk keutuhan keluarga Parr. Hingga akhirnya datanglah kesempatan yang dibawa oleh Frozone (Samuel L. Jackson) untuk keluarga Parr. Kesempatan ini datang dari konglongmerat dan pebisnis handal di bidang telekomunikasi, Winston Deavor (Bob Odenkirk). Winston mengajak keluarga Parr untuk menghidupkan kembali superhero. Winston percaya bahwa Superhero akan menyelematkan dunia. Winston tidak sendiri, dia dibantu oleh adik perempuannya yang super jenius, Evelyn Deavor (Catherine Keener). Menariknya menurut anggapan Winston dan Evelyn, sebagai pionir untuk program ini mereka meminta agar Helen Parr (Holly Hunter) sebagai tokoh utama dari rencana ini. Yup, bukan Mr. Incredible, tetapi Elastic Girl lah yang dianggap akan berhasil membawa nama superhero sebagai pahlawan kota.



Bob terpaksa menyetujui ini demi kepentingan bersama, terlebih lagi Winston menghadiahi keluarga Parr dengan rumah mewah untuk tempat tinggal mereka sementara. Lalu apakah mereka berhasil me-legalkan kembali pahlawan super untuk membasmi kejahatan? Bagaimana dengan Bob yang mengurus Violet (Sarah Powell) dengan masalah cinta monyet-nya, Dash (Hugh Milner) dengan masalah sekolahnya dan terutama Jack Jack (yang super menggemaskan) dengan masalah keluarganya? Belum lagi Elastic Girl yang harus membasmi kejahatan sendirian melawan penjahat super baru dengan identitas Screen Slaver, apakah dia akan sukses dan kangen dengan kondisi rumah.



Disney-Pixar memang sangat jago dalam mengemas sebuah film yang mampu ditonton oleh segala usia tetapi kental dengan isu-isu yang kekinian. Dalam film ini penonton akan disajikan bahwa Ibu memanglah seorang superhero sejati, tidak hanya dia harus pandai mengurus keluarga, tetapi dia juga pandai dalam mengurus pekerjaannya. Tergeletik dengan apa yang dikatakan Edna Mode (pengisi suara tetap sang sutradara sendiri, Brad Bird), bahwa untuk menjadi pahlawan sejati yaitu saat kau pandai mengurus keluargamu. Dalam hal ini pembuktian Edna sangatlah tepat, bagaimana Elastic Girl mampu berhasil menghadapi misi demi misi mengalahkan rencana Screen Slaver karena sebelumnya dia mampu mengurusi keutuhan rumah tangga Parr. Lalu Bob, harus banyak beradaptasi dengan semua kelakuan anaknya.



Dari kesemuanya itu, yang paling mencuri perhatian adalah Jack Jack dan juga Edna Mode. Bagaimana kemampuan Jack Jack ini mampu membuat Edna tertarik (padahal Edna kurang menyukai anak-anak). Edna menganggap Jack Jack adalah seorang anak yang jenius karena memiliki banyak kemampuan yang bisa mengeksploitasi kecerdasan Edna dalam membuat kostum superhero. Dia ingin menunjukkan bahwa dia lebih baik daripada desainer-desainer yang lain dan terutama dari desainer kenamaan, Alexander Galbaki (yang mendesain kostum terbaru Elastic Girl). Kelucuan Jack Jack mampu dieksploitasi secara pas dan membuat penonton jadi penasaran akan perkembangan kekuatan yang dimiliki Jack Jack.



Mengenai visualisasi, pengisi suara dan cerita Pixar memang sudah tidak diragukan lagi mereka memang jawaranya. Walaupun, film The Incredibles 2 tidak seperti film drama keluarga Pixar lainnya yang memang menjual cerita menyentuh dan mengharu biru. Justru hal inilah yang menjadikan keistimewaan The Incredibles yang menyajikan sebuah cerita dengan kondisi yang kekinian, konflik keluarga sehari-hari, nyata dan dekat sekali dengan kehidupan sekarang. Fleksibilitas cerita yang mampu Pixar berikan membuktikan bahwa mereka memang kreatif dalam mengemas sebuah film. Kali ini kisahnya mengenai perputaran posisi ayah dan ibu.


Perputaran posisibukan berarti bahwa Helen melupakan perannya sebagai Ibu dan Bob melupakan perannya sebagai ayah. Ada beberapa selipan adegan yang merupakan mereka tetaplah seorang Ibu dan seorang Ayah. Terlepas dari perannya mereka dalam keluarga. Memang bagi anak-anak cerita The Incredibles 2 akan sedikit membosankan, karena isu-nya cukup berat bagi mereka. Tapi isi hal ini akan menyentil bagi keluarga-keluarga baru atau keluarga yang sudah mapan tetapi dengan kondisi yang sama persis. Pixar mampu menyajikan sebuah isu yang sangat millenial. Mom really does knows the best.

(By Ibnu Akbar)

Subscribe to this Blog via Email :