Friday, July 29, 2022

KOLABORASI LIONSGATE PALEY DAN MIGO DIRESMIKAN






Kabar gembira! Mulai Kamis, 28 Juni 2022, konten-konten kelas dunia dari Lionsgate Play sudah dapat diakses melalui Aplikasi Migo. Kini jutaan masyarakat Indonesia yang memiliki akses data jaringan yang terbatas, dapat menikmati lebih dari ratusan film kelas dunia persembahan Lionsgate Play di Aplikasi Migo tanpa membutuhan akses internet atau kuota. Lionsgate Play merupakan platform video-on-demand yang hadir di Indonesia pada awal tahun 2021. Melalui kerjasama ini, berbagai film Box Office unggulan, seperti Angel Has Fallen, NowYou See Me, Hunger Games, Astro Boy, Twilight, Step Up, Hellboy, Rambo Last Blood, Kung Fu Yoga, Begin Again, Remember Me (2010), Saw 2, Bodies at Rest, Detective Chinatown 3, Special Couple, Iron Monkey II, Hotel Mumbai dan masih banyak ratusan film lainnya telah siap di unduh sepuasnya di jaringan ‘WARGO’ (Warung Migo) yang telah tersebar di 1,400 lokasi di seluruh Indonesia. Pengguna dapat meng-unduh film secara gratis, mengaktifkan paket mulai dari Rp 1000/hari dan untuk one year pass setara dengan Rp 330 sehari.


Hal ini pula yang menjadi landasan utama Lionsgate Play untuk dapat menjangkau lebih luas
pasar masyarakat Indonesia. Dengan tingginya persaingan OTT di Indonesia dan dengan tingginya biaya konten akusisi yang berdampak pada multiple-subscription oleh masyarakat di
beberapa platform, menjadikan Lionsgate Play melihat potensi bisnis yang baik melalui jaringan
Migo.


Meskipun kini konten hiburan di Indonesia didominasi dengan konten Korean-drama, namun
minat terhadap konten Hollywood masih sangat tinggi. Hal ini terlihat dari 80% tontonan di
Aplikasi Migo yang masih didominasi oleh genre horor dan komedi yang menempati peringkat
tertinggi sebagai konten yang paling sering ditonton oleh pengguna Migo dalam satu tahun
terakhir.


“Kami sangat optimis dengan kerja sama dengan Lionsgate Play. Lionsgate Play memiliki film-film
Box Office terbaik seperti Hunger Games, Saw 2, John Wick 2, dan lain lain yang selalu dapat di
nikmati setiap masa. Salah satu film favourite saya dari Lionsgate Play adalah Angel Has Fallen,
ide cerita nya begitu segar dan menyajikan adegan laga yang seru. Kami harapkan tidak hanya
film itu saja, tapi jutaan masyarakat Indonesia yang masih memiliki akses terbatas terhadap
jaringan Internet juga dapat menikmati.”, ungkap Dan Connor, CEO Migo Indonesia.
Hal ini turut di tanggapi oleh Guntur Siboro, selaku Country Head Lionsgate Play, , “Kami
selalu berkomitmen menyajikan film-film berkualitas yang dapat diminati oleh masyarakat
Indonesia. Dengan keterbatasan kuota yang di miliki masyarakat, hal ini menjadi justifikasi untuk
kami menggunakan jaringan Migo agar dapat memudahkan akses menonton ke berbagai
kalangan meskipun dengan akses internet yang terbatas. Melalui kerjasama dengan Migo, di
harapkan film-film dari Lionsgate Play dapat mencakup pasar yang lebih luas lagi.”




Migo berharap dapat mengatasi salah satu masalah terbesar masyarakat ketika menikmati konten
hiburan digital, yaitu keterbatasan data dan infrastruktur jaringan yang belum memadai.
Sehingga, dengan memanfaatkan Warung Migo yang sudah lebih dari 1,400 warung yang
tersebar di wilayah Jabodetabek, Cirebon dan Serang, masyarakat sekarang dapat dengan mudah
menikmati film-film terbaik Lionsgate Play dan lainnya sepuasnya. Para pengguna bisa
mendownload dengan sangat cepat. Setiap film yang tersedia lewat Migo memakan waktu
kurang dari 60 detik untuk mendownload.

Wednesday, July 27, 2022

ULASAN: DC LEAGUE OF SUPERPETS


Untuk urusan timeline universe Marvel memang sudah meninggalkan jauh DC Comics. Namun untuk bagian animasi bisa dibilang sebaliknya, DC unggul jauh dari Marvel. Walaupun animasi tersebut sebagian rilis secara digital, tapi tidak bisa dipungkiri jika animasi produksi DC jauh lebih berbobot secara kualitas dibandingkan Marvel. Lalu bagaimana dengan animasi yang rilis di bioskop? Marvel sudah berjalan dengan Into the Spider-Verse, DC dengan langkah berbeda lebih mengejar target penonton anak-anak dengan DC League of Superpets yang membawa nama-nama besar sebagai sutradaranya seperti Dwayne Johnson, Kevin Hart, Olivia Wilde, John Krasinski, Kate McKinnon, Diego Luna Luna hingga Keanu Reeves.

Seperti judulnya DC League of Superpets, film ini menceritakan Krypto (Dwayne Johnson) yang ikut dalam pesawat penyalamat bersama Kal-El bayi saat planet Krypton hancur. Sejak itupun Krypto menjadi anjing yang selalu setia sampai akhirnya Kal-El bertransformasi menjadi Clark Kent/Superman (John Krasinski). Bahkan Krypto juga ikut terlibat dalam banyak aksi Superman. Hadirnya Lois Lane (Olivia Wilde) membuat Krypto merasa tersingkirkan. Di saat bersamaan Lex Luthor (Mark Maron) melancarkan serangannya untuk menghancurkan Justice League yang gagal namun berhasil dilanjutkan hewan peliharaanya Lulu (kate McKinnon) yang berhasil melumpuhkan semua anggota Justice League. Dan semua sekarang tergantung dengan Krypto yang dibantu oleh hewan-hewan peliharannya yang tidak sengaja mendapat kekuatan karena Lulu. 

Sama halnya yang kita lihat di trailer, isi cerita DC League of Superpets sangat menonjolkan sisi komedinya yang dibalut dengan tema persahabatab. Sebuah tema yang sudah semacam menjadi cetak biru film-film animasi hollywood tentang hewan yang sudah sangat sering kita jumpai. Yang menjadi perbedaan dan keunggulan dari film ini tentu saja alternatif DC universenya itu sendiri. Segala hal kekonyolan yang tidak akan pernah kita lihat di versi live actionnya ini akan banyak mengundang tawa. Yang paling kental dan sangat ekspresif dari komedinya sendiri adalah jokes dengan refrensi pop culturenya. Sangat sering kita temukan guyonan mengenai karakter-karakter DC lainnya atau bahkan Marvel sekaligus. Di satu sisi penonton yang menangkap refrensi (mayoritas penonton usia remaja ke atas) selalu tertawa ketika jokes itu muncul, namun untuk penonton anak-anak yang menjadi target filmnya sendiri mngkin akan sulit menemukan unsur komedi ini.

Dari pengisi suara sendiri Dwayne Johnson yang sudah mampu memberikan energi karakternya pada  Krypto semakin lebih bernyawa ketika diduetkan Kevin Hart yang mengisi suara Ace. Kemistri Dwayne Johnson dan Kevin Hart yang sudah terjalin di beberapa film sebelumnya semakin terasa dalam film ini. Buat saya sendiri yang paling menarik perhatian dari hal pengisi suara adalah Keanu Reeve yang mengisi suara Batman. Suara Batman yang berat dan dalam dibarengi dengan kekonyolan salah titik tawa terkencang saya keluarkan dalam film ini. Saya tidak kaget jika nanti sampai ada film spin-off dari karakter Batman dalam universe film ini.

DC League of Superpets memang tidak mempunyai hal yang luar biasa dari hal cerita yang bahkan tema seperti ini sudah sangat sering kita jumpai, namun menghadirkannya dalam konsep universe superhero memberika rasa segar tersendiri. Humor atau jokesnya memang terkedang terjebak yang hanya bisa diikuti oleh penggemar pop culture, namun secara keseluruhan ceritanya yang ringan sangat akan mudah diterima penonton anak-anak.

Overall: 7/10

(By Senandika Dalu)



Monday, July 25, 2022

ULASAN: WAY DOWN






Tidak bisa dipungkiri film bertema heist adalah salah satu tema film yang sudah sering didaur ulang dan akan selalu menarik minat penonton. Meskipun hampir sebagian polanya film-film berjenis heist ini hampir sama, namun proses atau eksekusi heist yang membuatnya bisa berbeda dari heist film lainnya. Kali ini hadir film heist lainnya. Film yang yang dibintangi oleh Freddie Highmore, Lim Cunningham, Sam Riley dan Astrid Berges-Frisbey. Film heist dengan latar negara Spanyol disutradarai oleh Jaume Balaguero, sutradara yang yang sebelumnya kita kenal lewat film horror zombie 'Rec'dan sequel-sequelnya.



Walter (Liam Cunningham) adalah seorang pemburu harta karun dari kapal-kapal yang karam. Saat menemukan barang yang ia incar selama ini, kepolisian lepas pantai Spanyol muncul dan menyita peti tersebut atas dasar menyalahi aturan wilayah laut. Pemerintah menaruhnya di tempat teraman di dunia, Bank Spanyol. Bersama 4 orang lainnya, Walter membentuk  tim termasuk Thom (Freddie Highmore), seorang jenius engineering; Walter berniat membobol bank terman di dunia tersebut dan mengambil kembali miliknya.


Untuk yang mengikuti heist series Money Heist pasti sudah sangat familiar dengan Bank Spanyol. Sistem keamanan yang kita temui pada series itu juga akan ditemui dalam film ini. Tetapi seperti yang sudah saya sebutkan di atas, yang membedakan film heist dengan film lainnya adalah prosesnya. Dan tak satupun proses pembobolan dalam Way Down sama dengan Money Heist. Tidak seperti Money Heist yang memakai latar waktu pada saat ini, Way Down memilih tahun 2010 saat pergelaran piala dunia sebagai latar waktu. Memanfaatkan keramaian suporter saat nobar di depan Bank Spanyol kita akan melihat adu taktik dan kejeniusan. Dan ini dieksekusi dengan sangat baik oleh Jaume Balaguero yang banyak memberikan momen-momen thrilling. Percayalah, sebanyak apapun kamu meonton film bertema heist movies, kamu akan masih akan merasakan momen thrilling dalam proses pembobolan Bank Spanyol. Proses atau pembobolan Bnak Spanyol adalah bagian terbaik dalam film ini.


Jika film ini masih bisa berhasil dalam memberikan sensasi menegangkan proses heistnya, namun sayang tidak pada sisi lainnya. Selain proses pembobolan, pola yang kita temui dalam film-film heist lainnya akan kita temui dalam film ini atau bisa dikatakan klise. Seorang yang pintar pada satu hal direkrut dalam tim, pembobolan, lalu ada yang berkhianat. Tidak ada improvisasi pada pola yang sangat mudah ditebak ini. Bahkan menggunakan piala dunia 2010 sebagai latar belakang juga kurang terasa maksimal. Memakai pertandingan yang sudah kita ketahui hasilnya dan panjangnya waktu pertandingan. Saaya sepat mengharapkan komplotan heist akan membelokan situasi pertandingan yang sudha kta ketahui hasilnya seperti film The Conman (1998) yang dibintangi oleh Andy Lau yang menyabotase final piala dunia 1998 antara Perancis vs Brazil.


Dengan segala kekurangannya Way Down masih mampu menghadirkan sebuah film heist yang menghibur. Jika kamu bisa menepis segala bentuk klise dalam film ini, maka dijamin bisa jadi ini film heist terbaik yang pernah kamu tonton.

Overall: 7/10

(By Senandika Dalu)


Wednesday, July 20, 2022

ULASAN: SHARK BAIT



Belakangan ini film-film berteman terjebak di satu tempat tertentu makin banyak diproduksi. Selain budgetnya yang juga lebih murah, penggemar film dengan cerita seperti ini selalu ada. Yang menarik pada film sejenis ini memang menekankan pada unsur phobianya. Seperti Buried (2010), The Shallows (2016), 47 Meters Down (2017). Dan kali ini hadir Shark Bait, yang lagi-lagi menekankan pada unsur phobia ketika terjebak di tengah laut bersama hiu.



5 orang sahabat Nat (Holly Earl), Tom (Jack Trueman), Milly (Catherine Hannay), Tyler (Malachi Pullar-Latchman) dan Greg (Thomas Flynn) menghabiskan liburan musim panasnya bersama di sebuah pantai. Di hari terakhir liburan mereka, atas dasar iseng mereka berlima membawa 2 jetski milik warga lokal yang sedang bersandar. Namun atas dasar iseng itu pula mimpi buruk mereka dimulai. 2 jetski yang mereka bawa saling bertabrakan dan rusak. Mereka berlima pun terjebak di tengah-tengah laut tanpa bekal apapun. Situasi makin memburuk ketika seekor hiu predator mengincar mereka satu persatu untuk dimangsa. Dan sepanjang film kita akan melihat 5 sekawan ini untuk bisa selamat tidak hanyak dari lapar dan haus, namun juga dari seekor hiu ganas yang terus mengintai menunggu mereka lengah.


Film yang mengetengahkan rasa takut ini sebenarnya tidak terlalu mempunyai plot cerita yang istimewa. Bisa dikatakan lebih terkesan klise. ulai dari sekelompok kawanan yang ceroboh yang terjebak paad situasi akibat perbuatan mereka sendiri sudah sangat sering kita jumpai. Termasuk drama yang maksudnya memberi bumbu lain di tengah-tengah terror juag terasa klise. Momen--momen terbaik film ini ada pada saat terror hiu mengintai dan memangsa korbannya. Jika kamu bisa mengabaikan atau tidak terganggu dengan hal klise yang sering kita temui dalam film-film survival maka kamu akan bisa menikmat Shark Bait ini.


Shark Bait mempunyai premis yang menarik, namun tidak seperti 47 Meters Down yang berasa dari produser yang sama. Shark Bait tidak banyak mampu mengeksplorasi karakter-karakternya lebih jauh. Lihat saja urutan yang tewas dalam film ini, kamu akan langsung banyak mengucapkan "klise banget"pada saat adegan itu muncul. Yeah, hiu dalam flm ini adalah penyelamat utama film ini.

Overall: 5/10

(Senandika dalu)









Monday, July 18, 2022

ULASAN: GHOST WRITER 2


Sukses dengan film pertamanya yang meraih sejuta penonton lebih, tidak butuh lama sequelnya pun menyusul diproduksi. Film debut Muhadkly Acho sebagai sutradara yang menggantikan posisi Bene Dion yang menutradarai film pertamanya. Di film pertama sendiri Acho ada di posisi konsultan komedi (Ghost Writer 2 diproduksi sebelum Gara-Gara Warisan yang juga disutradarai oleh Acho tetapi rilis terlebih dahulu). Sementara Nonny Boenawan yang menulis naskahnya film pertamanya kembali  menulis naskah untuk film kedua ini bersama Acho. Dan sebagian besar para cast juga kembali hadir mengisi peran masing-masing, mulai dar Tatjana Saphira, Deva Mahenra, Endy Arfian, Moh Iqbal Sulaiman, Ernest Prakasa, Arief Didu, dan Asri Welas.

Melanjutkan apa yang sudah terjadi pada akhir film pertama, Naya (Tatjana Saphira) yang sukses dengan novel pertamanya yang bahkan bertahan dengan status best seller selama setahun merasa tidak puas dengan posisinya saat ini. Semua itu dikarenakan para pembaca lebih menganggap Naya seperti seorang dukun dari pada sebagai seorang penulis. Naya ingin keluar dari anggapan itu dengan mengikuti menulis antologi  bersama penulis idolanya dan menjauh dari tulisan bertema horror. Di tegah-tengah tekanan untuk bisa menyelesasikan tulisannya, hubungan Naya dan Vino (Deva Mahenra) juga memburuk. Karena selain hubungan mereka belum direstui 100% oleh ibu Vino (Widyawati), ego Naya dan Vino makin memperkeruh situasi itu. Sampai hal yang tidak terduga Vino kecelakaan pada saat kerja dan meningal dunia. Namun kematian Vino itu hanyalah awal karena ternyata arwah Vino belum bisa beristirahat dengan semestinya. Dibalik kematian Vino ternyata tersimpan sebuah misteri yang harus membuat naya harus berhubungan dengan yang mistik lagi, hal yang sangat dihindarinya untuk bisa menyelesaikan tulisannya yang mempunyai deadline.

Saat 30 menit film berjalan saya sudah berani berasumsi sequel ini lebih baik dibandingkan film pertama. Saya berani berasumsi seperti itu karena saya ingat persis pada 30 menit pertama di film pertama saya sudah mulai goyah atau mulai kehilangan minat dengan jalan ceritanya. Pada babak pertama sequel ini secara pelan-pelan membawa penonton kembali mengenali karakter-karakternya. Tidak terburu-buru menuju konflik. 30 menit pertama ini sangat dipusatkan pada karakter-karakternya. Memasuki babak kedua barulah kita dibawa pada konflik utamanya dan bahkan menyiapkan sedikit twist. Sebuah twist yang mungkin udah ada yang bisa menebak namun cukup mampu menaikan tempo film. Dan perkembangan karakter yang cukup kontras ada pada Deva Mehenra. Karakternya sebagai Vino dalam film kedua ini jauh lebih berisi. Deva Mahenra adalah jembatan atau penyeimbang porsi drama dan komedi. Bahkan bisa dikatakan karakter Vino jauh lebih mendominasi dibandingkan karakter Naya.

Seperti halnya film pertama, porsi komedi masih menjadi bagian terbaik dari Ghost Writer 2. Kali ini kombinasi aneh trio Darto (Endy Arvian), Billy (M. Iqbal Sulaiman) dan Pak Saidi (Arif Didu) merupakan sumber komedi Ghost Writer 2. Muhadkly Acho yang sudah berpengalaman sebagai komedi konsultan sangat bisa memaksimalkan bagian ini.  Hampir sebagian ketika mereka bertiga muncul akan selalu memancing tawa penonton. Bagian terbaiknya pada saat memanggil setan dengan bertelanjang. Percayalah, suara tawa tidak berhenti sampai sequence itu berakhir.


Jika runutan plot cerita terasa rapi, lalu porsi komedi yang yang sangat menghibur, namun tidak pada porsi dramanya. Muhadkly Acho rasanya mungkin membutuhkan konsultan drama. Inginnya bisa memberikan energi lebih film ini lewat dramanya, namun pengemasannya terasa bertele-tele. Ini juga yang saya rasakan pada saat Gara-Gara Warisan dan terulang lagi pada Ghost Writer 2.  Meletakan porsi drama yang kuat setelah final act yang mengakibatkan konklusi film menjadi terasa lama. Hal tersebut sedikit merusak euphoria penonton yang baru disuguhi banyak tawa. 

Secara keseluruhan dengan segala kekurangannya Ghost Writer 2 mampu tampil lebih baik dan solid dibandingkan film pertamanya. Andai saja porsi drama ini bisa dikemas lagi lebih rapi, Ghost Writer 2 bisa menjadi jauh lebih baik.


Overall: 7/10