Showing posts with label Jack Black. Show all posts
Showing posts with label Jack Black. Show all posts

Friday, April 7, 2023

ULASAN: THE SUPER MARIO BROS. MOVIE



Kepopuleran Mario dan Luigi sudah tidak diragukan lagi, kedua karakter ini sudah menjadi maskot Nintendo sejak taun 80-an. Versi life actionnya pernah dibuat pada tahun 1993 tapi kualitasnya amat buruk dan cukup membuat fans trauma termasuk Nintento sendiri. Harapan adaptasi game to movie yang proper tetap ada dan baru terwujud di 2023 ini. Nintendo mempercayakan studio Illumination untuk menggarap Super Mario Brothers. Illumination dipercaya karena punya track record yang mumpuni, 13 feature films, 6 di antaranya bertengger di 50-highest grossing films dengan Minions sebagai feature film paling populer. Film ini disutradarai oleh Aaron Horvath dan Michael Jelenic dengan skenario oleh Matthew Fogel. Pengisi suara yang tergabung di antaranya Chris Pratt, Anya Taylor-Joy, Charlie Day, Jack Black, Keegan-Michael Key, Seth Rogen, dan Fred Armisen. Film ini mengisahkan asal-usul Mario dan Luigi, dua bersaudara tukang ledeng Italia-Amerika yang berpetualang ke dunia alternatif dan terlibat dalam pertempuran antara Kerajaan Jamur dan Koopas.



Diceritakan dua bersaudara Mario dan Luigi (masing-masing disuarakan oleh Chris Pratt dan Charlie Day) yang telah memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan harian mereka dan memulai bisnis perbaikan pipa ledeng mereka sendiri. Namun keadaan tidak begitu berjalan baik untuk Mario dan Luigi. Ketika ada berita bahwa saluran air di Brooklyn mengalami masalah serius, mereka berdua menganggap ini adalah kesempatan untuk mendapatkan pengenalan yang lebih baik di komunitas warga. Saat itulah, mereka secara tidak sengaja menemukan pipa warp (semacam pipa menuju dimensi lain) dan tersedot ke dalamnya. Karena peristiwa ini dua bersaudara tersebut terpisah. Luigi menemukan dirinya berada di wilayah yang dijalankan oleh Bowser jahat (disuarakan oleh Jack Black) sementara Mario tiba di Kerajaan Jamur yang jauh lebih ramah. Di sana, Toad (Keegan-Michael Key) menjelaskan kepadanya bahwa saudaranya dalam bahaya, jadi Mario meminta pemimpin Kerajaan Jamur, Putri Peach (Anya Taylor-Joy), untuk membantunya menyelamatkan saudaranya. Maka, dengan bantuan Donkey Kong (Seth Rogen) dan lainnya, Mario, Peach, dan geng turun menghadapi Bowser untuk menyelamatkan Luigi dan Kerajaan Jamur.



Durasi 92 menit film ini sebetulnya bisa lebih dimanfaatkan untuk menyajikan cerita yang lebih memorable untuk perjalanan karakter yang telah berusia 40 tahun. Apa yang kita lihat di trailer cukup membuat kita berekspektasi besar terhadap film ini tetapi siapkan diri anda bahwa suguhan film aslinya sangat dangkal dan tidak memiliki resonansi terhadap cerita dan semangat Franchise Game Super Mario Brothers. Film ini memang fun untuk ditonton dan banyak diselipkan dengan fan service di setiap sudutnya sampai benar-benar melupakan harusnya plot cerita berkualitas juga harus diperhatikan. Yang saya lihat film ini hanya terasa seperti film anak-anak tanpa memiliki kualitas cerita yang dapat memuaskan para penonton dewasa yang sebetulnya lebih familiar terhadap karakter film ini. Ada beberapa aspek cerita yang dilontarkan seperti seperti Mario dan Luigi yang sibuk membuktikan diri di mata keluarga besar terutama ayah dan ibu mereka tetapi kebanyakan dari hal itu hanya disebutkan dan kemudian dilupakan. Sama halnya dengan background keluarga Italia yang benar-benar hanya ‘background’ tanpa eksplorasi. Setelah masuk ke dunia alternatif, kita praktis hanya disuguhkan referensi fitur dan easter egg dari game tanpa henti mulai dari beragam power ups, kart, dan bagaimana petualangan karakter hero kita Mario mengalahkan bowser dan tentaranya tanpa kesulitan berarti. Segi Komedinya ada beberapa yang hit and miss tapi masih lumayan dapat diterima. Sangat disayangkan treatment franchise sebesar Mario hanya sebatas ini.




Visual Super Mario Brothers sangat cantik. Setiap sudut dan celah, sampai ke benang di topi Mario, pemilihan warna-warna setiap struktur di dunia alternatif disajikan dengan sangat indah dan detailnya sangat memukau, Illumination berhasil menciptakan dunia yang benar-benar ingin anda tinggali dan berlama-lama di dalamnya. Akan tetapi, sayangnya ceritanya hambar walau tidak seburuk film live-action tahun 1993. Dari segi cast, semua nama cast pengisi suara terlihat cukup mengesankan. Selain Pratt, Day, Taylor-Joy, Key, Rogen, dan Black, ada juga Fred Armisen, Sebastian Maniscalco, Kevin Michael Richardson, dan bahkan suara asli Mario, Charles Martinet. Begitu film dimulai, Anda dapat mengetahui bahwa setiap aktor sudah melakukan yang terbaik yang mereka bisa dengan apa yang telah diberikan kepada mereka. Hanya saja Ketika mereka diberi banyak kalimat yang seharusnya lucu, ada beberapa yang miss. Pengisi suara yang paling menonjol adalah Jack Black, lalu Anya Taylor-Joy dan terakhir Mario. Rogen sebagai pengisi suara Donkey Kong terkesan biasa saja dan tidak begitu memorable.



The Super Mario Bros Movie sebetulnya punya potensi besar mengingat gamenya adalah salah satu signature game di Nintendo dan punya banyak aspek yang bisa dikembangkan contohnya seperti Sonic yang menurut saya digarap dengan jauh lebih baik. Namun hal ini sepertinya luput dari perhatian sutradara dan penulis cerita untuk meng-capture esensi dari game super mario dan dunia di dalamnya. Pengalaman menonton Super Mario Bros movie dijamin menyenangkan namun tidak mengesankan atau memberi kepuasan dari segi cerita. Film ini tipikal film yang akan cepat dilupakan karena tidak ada hal istimewa yang membekas. Premisnya terlalu simpel seakan menganggap yang menonton hanya anak-anak saja tanpa memikirkan orang dewasa yang tumbuh bersama game tersebut. Nasihat moral yang ingin disampaikan soal hubungan persaudaraan dan pentingnya keluarga hanya menonjolkan persaudaraan Mario dan Luigi tapi tidak begitu berhasil menjelaskan dinamika keluarga besar Mario terutama hubungan Mario dan Luigi dengan ayah-ibunya. Nampaknya start awal untuk The Super Mario Bros Movie sedikit sulit, kita nantikan saja apakah film ini layak diberi kesempatan kedua lewat sekuelnya




Overall : 7/10

(By Camy Surjadi)

Friday, December 6, 2019

ULASAN: JUMANJI 'THE NEXT LEVEL'



Film Jumanji (1995) yang dahulu sempat digemari di era 90-an karena tema petualangannya yang seru dan heboh dan dilanjutkan film keduanya Zathura: A Space Adventure (2005) sempat redup namun berkat performa film sekuelnya di tahun 2017 lalu Jumanji: Welcome to The Jungle nampaknya membuat franchise movie ini berjaya kembali. Keputusan menghidupkan kembali franchise ini rupanya memang tepat didukung cerita yang fresh dan para aktor yang mumpuni. Film Jumanji: Welcome to The Jungle menduduki peringkat box office di peringkat 5 film terlaris sepanjang 2017 dengan penghasilan total 962.1 juta USD. Dua tahun berselang kali ini kita disuguhkan dengan film lanjutannya dengan judul Jumanji: The Next Level. Film ini kembali disutradarai oleh Jake Kasdan yang juga bertindak sebagai penulis dibantu Jeff Pinkner, dan Scott Rosenberg. Para aktor dari film Jumanji 2017 juga kembali hadir, yaitu Dwayne Johnson, Kevin Hart, Jack Black, Karen Gillan, Nick Jonas, Alex Wolff, Morgan Turner, Ser'Darius Blain, dan Madison Iseman serta pendatang baru Awkwafina, Danny Glover, dan Danny DeVito. Film ini dirilis oleh Sony Pictures lewat label Columbia Pictures di US pada 13 Desember 2019 dan sudah dirilis di bioskop Indonesia pada 4 Desember 2019.



Diceritakan bahwa keempat karakter dari Brantford High School seusai film pertamanya kini sedang memasuki masa perkuliahan. Spencer (Alex Wolff) berkuliah di New York dan sedang memiliki hubungan tarik-ulur dengan Martha (Morgan Turner). Martha sendiri sedang menemukan kepercayaan dirinya dan sibuk berkuliah, Bethany aktif terlibat dalam kegiatan humanisme dan berkeliling dunia membantu orang-orang, dan Anthony "Fridge" Johnson (Ser'Darius Blain) sibuk dalam pertandingan-pertandingan American Football di kampus. Suatu waktu mereka bersepakat untuk melakukan reuni kecil di kota Brantford, New Hampshire sembari berlibur. Spencer tinggal di rumah nya dan mendapati kakeknya Eddie (Danny DeVito) juga tinggal di sana sambal menjalani pemulihan dari operasi pinggul. Walau permainan video game Jumanji sudah dihancurkan oleh di film pertamanya tetapi Spencer rupanya masih menyimpan permainan video game tersebut dengan tidak diketahui teman-temannya yang lain di ruang bawah tanah rumah kakeknya. Ketika Martha, Fridge, dan Bethany mendatangi rumah Spencer karena tidak ada kabar dari Spencer, mereka turun ke ruang bawah tanah dan dengan terkejut menemukan bahwa Game Jumanji sedang menyala dan Spencer tidak ada. Mereka menduga Spencer kembali masuk ke dalam Game dan memutuskan untuk ikut masuk guna menolong Spencer. Eddie dan sahabatnya Milo (Danny Glover) yang sedang berkunjung mencoba mngecek karena mendengar suara dentuman aneh di ruang bawah tanah dan sebelum mereka semua sempat memilih avatar, mereka semua ikut masuk ke dalam game. Namun karena game tersebut rusak menyebabkan banyak hal yang tidak terduga, kali ini Bethany tertinggal sedangkan Eddie dan Milo ikut terhisap masuk bersama Fridge, dan Martha. Kehebohan berikutnya adalah avatar mereka yang tidak sama seperti sebelumnya, Eddie menjadi Dr. Smolder Bravestone (Dwayne Johnson), Fridge menjadi Professor Sheldon "Shelly" Oberon (Jack Black), Milo menjadi Franklin "Mouse" Finbar (Kevin Hart), dan Martha tetap menjadi Ruby Roundhouse (Karen Gillan). Dengan keadaan yang serba kacau dan membingungkan ini mereka semua harus bekerjasama untuk menemukan Spencer dan menghadapi bahaya yang jauh berbeda dibandingkan sebelumnya agar dapat menang dan keluar dari Game Jumanji.



Film ini berhasil menepis asumsi saya bahwa sekuel terhadap film tahun 2017 akan biasa saja dan tidak menarik seperti film sebelumnya karena ternyata masih ada hal baru yang dapat digali dan memberikan cerita yang fresh berkat naskah ceritanya yang cerdas dan kreatif. Jake dan tim penulis cerita berhasil memberikan unique spin terhadap cerita Jumanji dengan tetap berfokus pada cerita petualangannya dan bukan pada aksi dan efek visual semata. Alih-alih berfokus pada karakter yang sama dan mengulang petualangan seperti di film pertama kali ini penonton dihadapkan dengan pertukaran masing-masing karakter utama di antara keempat avatar dalam game dan setting lokasi yang benar-benar baru yang tidak ada dalam film sebelumnya. Para karakter kali ini harus berpetualang di gurun pasir, gunung es, dan Winter Fortress (sebuah banteng besar untuk aksi final mereka dalam film). Memikul beban berat dari film tahun 2017 membuat Jake benar-benar meningkatkan scope dan skala film ini ke tingkatan selanjutnya sehingga membuat penonton tetap penasaran dengan cerita film kali ini. Durasi sepanjang 123 menit tidak terasa membosankan, narasi ceritanya memberikan porsi yang seimbang untuk drama, aksi, dan komedi dalam film. Kali ini penonton dibawa ke dalam konflik yang berbeda dan lebih berwarna, yaitu konflik antara Eddie dan Milo serta kerenggangan hubungan Martha dan Spencer. Penonton dibawa ikut menyusuri cerita para karakter menyelesaikan misi utama mereka dengan tidak melupakan penyelesaian konflik personal yang merupakan subplot yang membuat cerita film menjadi lebih dinamis dan sama sekali tidak mengganggu plot utama. Kekurangannya mungkin ada pada hubungan Eddie dan Milo di masa lalu yang tidak terlalu banyak dieksplorasi dan detil hubungan Martha dan Spencer yang menyebabkan hubungan mereka renggang. Jangan lewatkan adegan sesudah after credit yang pastinya akan semakin memancing rasa penasaran kita terhadap arah film ini selanjtunya.



Dalam film keduanya ini, kembali bermainnya semua cast yang merupakan nama-nama besar merupakan kelebihan tersendiri karena chemistry dan kekompakan yang telah terjalin memudahkan mereka untuk melanjutkan peran mereka seperti film sebelumnya. Kehandalan Dwayne Johnson menirukan persona Danny DeVito dan Kevin Hart menirukan persona Danny Glover menimbulkan kelucuan tersendiri karena benar-benar menunjukkan kehandalan akting mereka begitu pula Jack Black yang berperan sebagai Fridge yang kali ini juga dibawakan dengan kelucuan yang tetap mengena soal keterbatasan fisik. Karen Gillan kali ini meski tetap berperan sebagai avatar dari Martha namun mampu menampilkan sosok yang dapat memimpin menggantikan posisi Spencer di film sebelumnya. Awkwafina yang merupakan karakter baru tampil sebagai kejutan dalam film dan membawakan setiap adegan dengan kocak. Semua aktor ini mampu mengimbangi satu sama lain dan mereka semua diberi tempat untuk memiliki momen mereka masing-masing. Sementara itu dari segi karakter antagonis, Rory McCann (The Hound – Game of Thrones) tampil solid sebagai tokoh antagonis baru Jurgen The Brutal yang cenderung barbar. Semua adegan aksi dalam film ini pun juga ditingkatkan mulai dari skala bahaya hingga tantangannya. Adegan aksi dalam film kedua ini terlihat lebih variatif dan visual CGI-nya pun digarap dengan rapi. Walau adegan aksi yang ada cenderung ekstrim namun Wade Eastwood (Mission Impossible: Fallout & Rogue Nation, MIB) sebagai Director/ Stunt Coordinator mampu menghadirkan adegan-adegan tersebut tetap seru dan ramah ditonton keluarga. Mark Breakspear sebagai VFX Supervisor dan J.D. Schwalm sebagai SFX Supervisors mampu mendeliver efek-efek CGI mulai dari hewan-hewan dalam game Jumanji hingga pada lanskap lingkungan dengan sangat meyakinkan.



Jake Kasdan nampaknya merupakan sutradara yang tepat untuk franchise Jumanji karena ia mampu memberikan film follow-up yang dapat dinikmati seluruh keluarga dengan tidak mengabaikan nilai-nilai dan pesan yang ingin ia sampaikan. Penonton khususnya generasi muda dapat memetik pesan dan pelajaran berharga dari film Jumanji kedua ini. Berbekal pengalaman dalam film sebelumnya, ia tahu betul bagaimana membawa film Jumanji ke level selanjutnya seperti yang tercermin dalam judul film ini. Isu mengenai persahabatan dan rekonsiliasi hubungan ditampilkan Jake lewat cerita Eddie-Milo dan Martha-Spencer sepanjang film, yang mengajarkan penonton tentang pentingnya keterbukaan dan kebesaran hati untuk memaafkan. Isu soal kepercayaan diri dan belajar menerima keberadaan diri juga dieksplorasi kembali seperti dalam film tahun 2017 yang dapat kita lihat ketika karakter mereka kembali dalam game Jumanji namun dalam kondisi yang berbeda. Penonton juga diingatkan untuk belajar bagaimana menghadapi perubahan-perubahan dalam hidup dan tidak berhenti untuk mengembangkan diri dalam proses menjadi versi diri yang terbaik. Sebagai film di penghujung tahun 2019 ini Jumanji: The Next Level merupakan salah satu film yang tidak boleh anda lewatkan.


Overall: 8/10

(By Camy Surjadi)