Mulai tahun ini FFI akan memasuki babak baru. Dari semula program penghargaan tahunan, FFI kini menjadi sebuah entitas yang beroperasi sepanjang tahugram tan dan kerjanya berfokus pada usaha-usaha meningkatkan kualitas film Indonesia untuk memperkuat sisi budaya dan estetika film.
Melalui Surat Keputusan (SK), Ketua Umum BPI, telah dibentuk Komite FFI dengan masa kerja tiga tahun (2018-2020). Komite FFI diketuai Lukman Sardi dengan anggota pengurus: Catherine Keng (Sekretaris), Edwin Nazir (Keuangan & Pengembangan Usaha), Lasja F. Susatyo (Program), Nia Dinata (Penjurian), dan Coki Singgih (Komunikasi).
Di samping program tahunan penghargaan Piala Citra, Komite FFI akan menjalankan berbagai program, antara lain kanosisasi film Indonesia, pelatihan tingkat pakar (master class), kolaborasi komunitas, literasi dan apresiasi publik, dan lain-lain.
Perbaikan paradigmatik lain juga sudah dirintis tahun lalu dalam penjurian penghargaan Piala Citra. Pada FFI 2018 platform baru itu akan dilanjutkan dengan beberapa perbaikan. Salah satunya pada kategori film panjang, film yang dinilai sudah harus memiliki STLS (Surat Tanda Lulus Sensor) dari LSF.
Penetapan nominasi dilaksanakan melalui rekomendasi asosiasi profesi dan komunitas. Sementara pemilihan pememang dilakukan oleh perwakilan yang ditunjuk asosiasi profesi dan komunitas ditambah 10 juri mandiri. Sebagai pekerja dan pegiat yang aktif dalam lingkungan produksi, para penilai/juri dari asosiasi profesi dan komunitas dianggap mampu memahami secara baik detail dari setiap unsur yang dinilai serta mengetahui trend mutakhir perfilaman dunia.
Tahapan penjurian oleh asoasiasi profesi dan komunitas akan berlangsug 2-25 Oktober 2018. Pengumuman nominasi direncanakan 6 November 2018. Selanjutnya untuk pengumuman pemenang FFI akan dilaksanakan pada bulan Desember 2018 di Jakarta. Sampai berita ini diturunkan belum ditetapkan tanggal berapa tepatnya diselenggarakan Malam Anugrah Piala Citra 2018.